COVID 19 Terhadap PARIWISATA

Sejak Awal tahun 2020 dan COVID 19 di Wuhan China menjadi bintang disetiap pembicaraan dan menjadi pesan copasan di whats app atau berbagai social media.
Hal itu tidak terlalu mengganggu saya. 

Jujur, 
saat itu saya masih menganggap bahwa virus Corona hanyalah flu atau pneumonia yang tidak akan tahan di cuaca lembab dan panas daerah tropis. 
Sehingga kami menganjurkan pada para pelanggan yang akan berplesiran untuk mengambil route diluar China. 
Tokh masih banyak destinasi di benua lain, seperti eropa dan amerika.

Lalu lambat laun, Hongkong mulai tertular hingga membuat  beberapa negara mengambil keputusan untuk menolak penumpang yang menggunakan penerbangan connecting di Hongkong. Penerbangan dari Hongkong ke negara lainpun mula dibatasi.
Viruspun merambah ke Singapore, Italy, Eropa hingga akhirnya eropa dan hari ini di negara kita Indonesia. 

Menurut Managing Director World Travel and Tourism Council (WTTC) Virginia Messina, efek dari COVID 19 akan membuat 50 juta orang kehilangan pekerjaan di sektor Pariwisata, 30 juta dari asia karena dampak awal, 7 juta dari eropa, 5 juta dari Amerika dan sisanya dari benua lain. 

Negara - negara yang pendapatannya berasal dari sektor pariwisata terkena imbas paling awal dan kelak akan recover paling akhir, mengapa ?
Karena pariwisata bisa terjadi apabila perekonomian baik dan manusia sudah memiliki dana lebih, sedangkan COVID 19 ini menghancurkan ekonomi secara global. 


Di Hongkong sejak pertengahan Januari hotel hanya diisi 20%, Penerbangan dikurangi hingga 25% dan 38% Cruise tour dan land tour.

Di Thailand pekerjaan sebagai tukang bunga, penari tradisional, penjual souvenir, supir bus wisata, rumah makan, pemandu wisata, adalah yang paling terkena dampak.Saat ini 25000 orang sudah tidak memiliki pekerjaan. 
Menurut Chairat Trirattanajarasporn, President Tourism Council of Thailand (TCT ) sekitar 1 hingga 1,2 juta pekerja pariwisata akan kehilangan pekerjaan dan 3 juta orang mengalami pemotongan pendapatan atau cuti tidak dibayar. 

Uni Eropa menyatakan bahwa mereka kehilangan 1 miliar euro dalam sebulan sejak dampak COVID 19. 

400.000 Warga Florida Amerika Serikat kehilangan pekerjaan di sektor Pariwisata dan kemungkinan 1,4 juta orang akan kehilangan pekerjaan.

India telah kehilangan pekerjaan di sektor pariwisata sekitar 70% dan 6000 orang Hawaii mungkin akan kehilangan pekerjaan. 

Lantas apa yang dapat dilakukan oleh pekerja pariwisata saat ini ?
Jawabannya adalah....
Tunggu.




Tunggu hingga virus ini berlalu, Tunggu hingga negara dinyatakan aman seperti China saat ini, Tunggu hingga route penerbangan dibuka kembali. 
Tapi yang jelas, kita bisa membantu pemerintah memutus tali penularan melalui Social Distancing atau menjaga jarak dengan manusia lain. 
Isolasi diri dengan berdiam di rumah, dan menjaga kesehatan.

Saya rasa setelah dunia pulih, manusia dihadiahi kecantikan alam yang baru, langit lebih cerah, laut lebih jernih, senyum manusia yang penuh rasa syukur karena bisa menghargai kehidupan. 

Dan kita para pekerja Pariwisata bisa mulai menyusun destinasi - destinasi baru dengan produk unik dan lebih peduli pada alam. 

Semoga menyemangati para pekerja pariwisata. 

Salam, 

Madeleine Sophie 











Komentar

Postingan Populer