APAKAH BIDANG JASA TIDAK LAGI MEMBUTUHKAN SENTUHAN MANUSIA ?
Tidak
berlebihan rasanya mengatakan tahun 2015 kemarin adalah tahunnya bisnis e-commerce di
Indonesia. Berdasarkan data yang dilansir dari eMarketer pada Maret 2013 lalu,
orang Indonesia yang berbelanja secara online pada tahun tersebut
berjumlah 4,6 juta dengan konsumsi belanja mencapai USD 1,8 milyar.
Jumlah
tersebut meningkat pada tahun 2014 menjadi 5,9 juta orang dengan nilai
konsumsi mencapai USD 2,6 milyar. Sedangkan pada 2016 ini jumlah online
shoppers diprediksi mencapai 8,7 juta orang.
Dari
data di atas, tidak heran kalau online retailers bermunculan bak jamur
di musim penghujan.
inilah yang disebut "Geliat Bisnis E-Commerce di Indonesia"
meskipun yang menurut saya belum seberapa dibanding jumlah penduduk dan pengetahuan rakyat di Indonesia
Melesatnya
angka online shoppers di Indonesia juga didukung oleh banyaknya pengguna
Internet.
Hal menarik pertama yang kita temukan adalah sebuah fakta bahwa
pengguna internet di Indonesia sudah mencapai angkat 88,1 Juta. Jika
dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang ada 252,4 Juta, maka
dapat dikatakan bahwa penetrasi pengguna internet di negara ini mencapai
34,9%. Angka tersebut meningkat cukup banyak bila dibandingkan dengan
tahun 2013 dimana penetrasi internet baru mencapai 28,6%.
Perkembangan bisnis ini juga ditandai dengan diadakannya event tahunan Hari Belanja
Online Nasional yang sudah dilaksanakan sejak 2012 lalu. Meningkatnya peran
serta Harbolnas ( Hari Belanja Online Nasional ) dalam memajukan pasar e-commerce di Indonesia ditandai pula
dengan meningkatnya angka online retailers yang ikut serta dalam ajang
tersebut.
Pada
2013, pemain e-commerce hanya berjumlah 22 peserta bertambah pada 2014
menjadi 78 peserta, dan kembali naik pada 2015 kemarin menjadi 140
peserta.
Fakta - fakta diatas menjadi momok menakutkan bagi para pemain bisnis jasa seperti rekan - rekan saya yang bergerak di bidang pariwisata. Menteri Pariwisata kita mencanangkan target jumlah wisatawan mancanegara menjadi 20 juta pada tahun 2019 dan perjalanan wisatawan nusantara menjadi 275 juta, target yang justru membuat resah para pebisnis pariwisata mengapa ?
Sejak diadakannya pasar bebas, siapapun bebas berkiprah dimanapun, banyak warga asing yang mulai menggerayangi bisnis yang menjanjikan ini ( Tourism ) dengan teknologi digital. Bayangkan saja, dengan pengetahuan teknologi digital yang luar biasa saat ini penerbangan, hotel, tour, sewa mobil diambil alih oleh para pemain asing ( maksud saya bukan warga lokal ).
saat ini orang bepergian dengan mudahnya sekali klik langsung menemukan harga tiket penerbangan dan hotel yang special, yang dahulu harus dikerjakan manual oleh para ticketing staff atau divisi hotel. Tetapi apakah benar produk Jasa dapat dengan mudah digantikan oleh teknologi canggih ?
Mungkin anda akan heran mengapa saya yang beberapa waktu lalu menulis tentang pemasaran digital lalu saat ini beralih ke cara tradisional ?....
Karena dalam beberapa kasus, mesin tidak dapat menggantikan sentuhan manusia.
Beberapa pelanggan kami, yang menurut kami adalah orang - orang canggih yang mampu surfing di internet untuk mencari tiket murah, hotel murah, bahkan tour murah masih dengan setia datang kepada kami untuk meminta advice.
Sering mereka bertanya mengenai bagaimana membuat itinerary yang nyaman, bagaimana membuat visa agar tidak ditolak, atau sering pula mereka memiliki tour leader favorit untuk diminta menemani perjalanan mereka.
Human touch, eye contact, mendengar keluhan pelanggan adalah hal yang tidak dapat digantikan oleh teknologi.
so...
Sebagai pebisnis Pariwisata, kita harus terus belajar bagaimana berpromosi lewat digital karena teknologi ini kita dapat membuat lokasi - lokasi wisata yang awalnya tidak dikenal menjadi sangat terkenal, kita juga harus belajar bagaimana pekerjaan yang ticketing dan hotel dapat dilakukan dengan perangkat ini secara online.
Namun sebagai konsultan Pariwisata kita juga harus meningkatkan Layanan Prima ( Service Excelent ) untuk menciptakan WOW moment dan melahirkan zero moment of truth dalam dunia digital.
Sukses untuk semua
Komentar
Posting Komentar