BAGAIMANA MENJADI ENTREPRENEUR MUDA DI KEPULAUAN INDONESIA

Beberapa waktu yang lalu setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Menteri Pariwisata bapak Arief Yahya untuk mempercepat pertumbuhan sektor wisata dengan melakukan percepatan di 10 destinasi wisata prioritas, yaitu: di Borobudur, di Mandalika, di Labuhan Bajo, di Bromo-Tengger-Semeru, di Kepulauan Seribu,  di Toba, Wakatobi, di Tanjung Lesung, di Morotai,  dan di Tanjung Kelayang, saya segera terhenyak dan mulai berpikir keras. 
Saya menggeluti usaha saya sendiri dibidang Pariwisata selama 15 tahun, namun mungkin karena lokasi kami di Jakarta (sebetulnya bukan alasan) sehingga kami lebih banyak melakukan penjualan dari dalam ke luar negeri ( Tour ke Mancanegara ). Yang menurut saya lebih mudah, dan lebih cepat perputaran dananya. 
Kalau dipikir saya agak egois, yach mungkin begitu....tetapi sebagai pengusaha, hal apa lagi yang membuat kita bertahan adalah bila uang kita bergerak cepat. Apapun alasannya itu ujung - ujungnya pasti akan ke pemasukan juga. 
Nah.....                                                                                                                                               Menanggapi statement pak President dan bapak Menteri, saya langsung meminta team di kantor saya untuk mengunjungi tanjung lesung, pulau seribu, tanjung kelayang, bromo, dan labuhan bajo. Dan kami telah menyelesaikan kunjungan di akhir bulan Mei 2016. Sedangkan saya sendiri berkeliling Bali sekaligus mengatur Event yang kami selenggarakan di Kuta, untuk kami buat riset. 
Bukan kami tidak ingin menjual produk Pariwisata dalam negeri, saya sudah pernah mencoba memasarkan produk domestik, namun sejauh ini yang dapat melakukan dengan standart Internasional seperti yang terbiasa kami lakukan hanyalah Bali, dan Jogja.                                                                          Selebihnya, mohon maaf... kami tidak sanggup menghadapi kendala kendala yang terjadi.            
Saya beri contoh :                                                                                                                                              Setiap kami meminta produk atau quotation, akan membutuhkan waktu lama bagi travel agent local untuk mengemas produk ( umumnya terdiri dari Itinerary, akomodasi, transportasi dan harga ). Jadi belum ada produk yang siap di jual ( ready product ) ini khususnya wilayah - wilayah diluar Jawa.            Saat kami meminta transportasi, dan akomodasi saja, selain menjadi kerepotan, pernah 2 kali bahkan, mereka memotong kompas klien kami ( menawarkan direct dealing kepada Klien kami ). Yang lebih membuat kami sedih adalah SDM, atau local guide yang lebih banyak menutup diri, sulit tersenyum dan kurang memiliki knowledge dalam hal mengambil hati pelanggan, kebanyakan dari mereka mungkin khawatir tidak mendapat tips atau minder menghadapi klien. 
Dari hasil perjalanan bulan Mei lalu, kami menemukan bahwa semua ada dalam karakter manusia lokal.        Sebagai contoh Karakter yang dimiliki masyarakat Bali amatlah kuat, mereka sangat hormat pada budaya mereka sendiri, sangat menyayangi alam mereka. Ibaratkan diri kita sendiri, bila kita menghormati diri kita sendiri  dan memiliki karakter sendiri, maka orang lain akan menghormati kita.  Begitu juga Bali, setiap investor yang datang, baik yang membangun hotel, pertokoan, restoran pasti akan menyesuaikan dengan budaya Bali, baik dari seni bangunan, exterior,interior bahkan menyesuaikan dengan hari raya atau adat istiadat masyarakat Bali. 
Ini yang kami lihat berbeda di wilayah lain, investor datang ke wilayang tertentu membangun dengan suka hati, dengan budaya yang datang entah dari mana.       Local guide kurang membuka wawasan mengenai wilayah lain atau cara melayani dengan benar, sedangkan Masyarakat Bali memiliki Tourism Culture yang tinggi hingga membentuk Jiwa Hospitality mulai dari anak - anak hingga orang dewasa. 
Sesungguhnya apabila anak - anak muda di Indonesia bersedia menjadi pengusaha Pariwisata, akan sangat meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan setiap sudut masyarakat.  Yang saya maksud disini adalah Sharing Economy, Bagi mereka telah tersedia  Modal terbesar yakni Sumber daya Alam yang luar biasa, mereka tinggal berkolaborasi dengan pemilik rumah ( untuk disewakan sebagai guest  house ) pemilik kendaraan, penjual makanan tradisional, penjual minuman, pembuat kain tradisional, bagi yang memiliki rumah di tepi jalan dapat mendirikan warung dan toilet umum ( tidak perlu mewah, yang penting bersih dan tersedia air ) dan banyak lagi.                                                                            Yang terpenting adalah mau mempelajari siapa dirinya, apa yang dimiliki oleh kampung halamannya atau Kearifan Local atau Local Wisdom  (  sebagai Diffrensiasi ) , siapa target market untuk dibidik ( target segmentation ) dan apa yang akan ditawarkan untuk dipasarkan ( Offering / Product Proposition ) dan melalui platform apa produknya akan dipasarkan. 
Semoga ini bermanfaat bagi anak - anak muda disetiap pelosok kepulauan Indonesia yang saya kasihi.








Komentar

  1. Casino Hotel in Santa Barbara, CA - Mapyro
    Visit Mapyro in Santa Barbara, CA. Find reviews and information for the best Casino Hotel in Santa Barbara, 여수 출장마사지 CA. 천안 출장안마 Get directions, 안산 출장샵 reviews and information 충청남도 출장샵 for 전라남도 출장샵

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer